Profil Desa Mergasana
Ketahui informasi secara rinci Desa Mergasana mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Mergasana, Kecamatan Kertanegara, Purbalingga. Mengupas tuntas potret desa agraris yang hidup harmonis dengan alam, bertumpu pada infrastruktur irigasi, data demografi terkini, serta potensi besar di bidang ekowisata dan konservasi lingkungan.
-
Desa Agraris Berbasis Irigasi
Perekonomian Mergasana sangat bergantung pada sektor pertanian, dengan sistem irigasi yang terkelola baik menjadi nadi utama penopang produktivitas lahan.
-
Harmoni dengan Alam
Kehidupan masyarakat dan pola pemanfaatan lahan di desa ini menunjukkan adaptasi yang kuat terhadap kondisi geografis perbukitan dan aliran sungai.
-
Potensi Ekowisata dan Konservasi
Lanskap alam yang hijau, aliran sungai, dan area persawahan yang subur menjadi modal utama untuk pengembangan pariwisata berbasis alam dan pendidikan lingkungan.

Terletak di kawasan yang subur di Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, Desa Mergasana menampilkan potret otentik sebuah komunitas agraris yang hidup selaras dengan ritme alam. Desa ini merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat pedesaan membangun peradaban dan menopang kehidupannya dengan bertumpu pada kekayaan tanah dan air. Dengan struktur sosial yang komunal dan ekonomi yang berpusat pada pertanian, Mergasana tidak hanya menjadi lumbung pangan tetapi juga menyimpan potensi besar untuk pengembangan di bidang konservasi lingkungan dan ekowisata, menjadikannya subjek yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Geografi dan Demografi: Hidup Selaras dengan Kontur Alam
Desa Mergasana menempati wilayah seluas 350 hektar (Ha) atau setara dengan 3,50 kilometer persegi (km2). Lanskap desa ini didominasi oleh kontur perbukitan yang landai hingga sedang, diselingi oleh lembah-lembah subur yang dialiri oleh anak-anak sungai. Keberadaan sumber daya air inilah yang menjadi faktor penentu utama pola pemanfaatan lahan dan corak permukiman penduduk sejak zaman dahulu.
Secara administratif, Desa Mergasana berbatasan langsung dengan desa-desa lain di sekitarnya, yang menciptakan interaksi sosial dan ekonomi yang dinamis. Adapun batas-batas wilayahnya ialah:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Karangpucung
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Karangtengah
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan wilayah Kecamatan Kaligondang
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Condong
Berdasarkan data kependudukan per awal tahun 2025, Desa Mergasana dihuni oleh 4.521 jiwa. Sebaran penduduk ini terbagi ke dalam komposisi sebagai berikut:
- Laki-laki2.298 jiwa
- Perempuan2.223 jiwa
Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, tingkat kepadatan di Desa Mergasana dapat dihitung untuk mendapatkan gambaran mengenai sebaran populasinya. Kepadatan Penduduk=Luas Wilayah dalam km2Jumlah Penduduk=3,504.521≈1.292 jiwa/km2 Angka kepadatan ini menunjukkan pola permukiman yang cukup terkonsentrasi di area-area yang lebih landai dan mudah diakses, sementara lahan-lahan perbukitan lebih banyak dimanfaatkan untuk perkebunan. Untuk keperluan administrasi dan logistik, desa ini menggunakan Kode Pos 53351.
Perekonomian Agraris: Tulang Punggung Kehidupan Masyarakat
Perekonomian Desa Mergasana secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani, baik sebagai pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Lahan sawah yang terhampar di area lembah menjadi andalan utama untuk produksi padi, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga menjadi komoditas utama yang dijual ke pasar.
Selain padi, lahan kering dan perkebunan di area perbukitan juga dimanfaatkan secara produktif untuk menanam berbagai komoditas bernilai ekonomi. Tanaman seperti kelapa, singkong, jagung dan aneka palawija lainnya tumbuh subur. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian petani juga mulai mengembangkan budidaya tanaman rempah seperti kapulaga yang memiliki permintaan pasar cukup tinggi dan cocok dengan kondisi agroklimat setempat.
Siklus ekonomi di desa ini berjalan mengikuti siklus tanam dan panen. Pada masa panen raya, geliat ekonomi terasa lebih kencang, ditandai dengan meningkatnya aktivitas di tingkat petani hingga pedagang pengumpul yang datang ke desa. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian menjadikan isu-isu seperti ketersediaan pupuk, stabilitas harga jual, dan mitigasi gagal panen akibat hama atau cuaca sebagai perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah desa.
Infrastruktur Irigasi: Nadi Pertanian Desa
Mengingat vitalnya sektor pertanian, keberadaan dan fungsi infrastruktur irigasi menjadi faktor krusial di Desa Mergasana. Jaringan irigasi yang mengalirkan air dari sungai dan mata air ke petak-petak sawah merupakan urat nadi yang menentukan keberhasilan panen. Kesadaran akan pentingnya irigasi ini tercermin dari perhatian pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaannya.
Melalui program seperti Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI), pemerintah pusat dan daerah secara berkala memberikan dukungan untuk perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi tersier. Namun peran terpenting justru dimainkan oleh komunitas petani itu sendiri melalui lembaga seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Kelompok ini secara swadaya dan gotong royong mengatur jadwal distribusi air, melakukan perbaikan saluran yang rusak, dan memastikan pembagian air yang adil bagi seluruh anggotanya.
Model pengelolaan air berbasis komunitas ini merupakan bentuk kearifan lokal yang telah terbukti efektif selama bertahun-tahun. Keberhasilan dalam menjaga fungsi jaringan irigasi tidak hanya berdampak pada peningkatan hasil panen, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan semangat kebersamaan di antara para petani.
Pemerintahan dan Pembangunan Komunitas
Pemerintahan Desa Mergasana berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya yang berkantor di Balai Desa. Kantor ini menjadi pusat pelayanan administrasi kependudukan, pertanahan, dan program-program sosial lainnya. Secara struktural, desa ini terbagi menjadi 4 Dusun, 8 Rukun Warga (RW), dan 28 Rukun Tetangga (RT) untuk memastikan efektivitas pelayanan hingga ke tingkat paling bawah.
Pemerintah desa aktif mengelola Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk membiayai program pembangunan. Prioritas pembangunan umumnya difokuskan pada perbaikan infrastruktur dasar seperti pengerasan jalan usaha tani, pembangunan talud untuk mencegah erosi, serta rehabilitasi jembatan antardusun. Di bidang sosial, program seperti penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT-DD) dan program kesehatan untuk ibu dan anak menjadi jaring pengaman sosial bagi warga yang membutuhkan.
Partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) menjadi indikator adanya ruang demokrasi di tingkat lokal, di mana warga dapat menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya secara langsung.
Potensi Tersembunyi: Peluang Ekowisata dan Konservasi
Di luar sektor pertanian, Desa Mergasana menyimpan potensi besar yang belum tergarap secara optimal, yaitu di bidang ekowisata. Kekayaan alam yang dimiliki desa ini merupakan modal dasar yang sangat berharga. Kombinasi lanskap perbukitan yang hijau, hamparan sawah terasering yang indah, serta aliran sungai yang jernih menawarkan daya tarik visual dan pengalaman yang otentik bagi wisatawan.
Beberapa konsep ekowisata yang dapat dikembangkan di Desa Mergasana antara lain:
- Wisata Susur Sungai dan Edukasi LingkunganMengembangkan paket wisata menyusuri sungai sembari memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan ekosistem di sekitarnya.
- Jalur Trekking AgrowisataMembuat jalur pendakian ringan yang melintasi area persawahan dan perkebunan, di mana wisatawan dapat berinteraksi dengan petani dan belajar tentang proses budidaya tanaman lokal.
- Homestay dan Pengalaman BudayaMenggandeng warga lokal untuk menyediakan akomodasi sederhana (homestay), di mana wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan sehari-hari sebagai petani dan mengikuti berbagai aktivitas budaya.
Pengembangan potensi ini harus diiringi dengan komitmen kuat terhadap prinsip konservasi. Upaya menjaga kelestarian lingkungan, seperti program penanaman pohon di bantaran sungai dan pengelolaan sampah yang baik, menjadi prasyarat agar pariwisata dapat berjalan berkelanjutan tanpa merusak aset utama desa, yaitu alamnya.
Desa Mergasana adalah cerminan dari sebuah desa di Indonesia yang kaya akan potensi agraris dan alam. Kehidupannya yang bertumpu pada pertanian telah membentuk karakter masyarakat yang ulet, pekerja keras, dan komunal. Tantangan ke depan ialah bagaimana desa ini dapat melakukan diversifikasi ekonomi tanpa meninggalkan akar budayanya. Dengan mengelola sumber daya air secara bijak dan mulai merintis pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab, Desa Mergasana memiliki peluang emas untuk meningkatkan kesejahteraan warganya sekaligus menjadi contoh desa yang berhasil memadukan kemajuan ekonomi dengan kelestarian lingkungan.